Jumat, 27 Juli 2018
Jurus beladiri silat Trenggani
PSBDS (Padepokan Seni Beladiri Silat ) TRENGGANI. Di namakan demikian karena untuk membedakan dengan PPS (Perguruan Pencak Silat) yang banyak di jumpai di Nusantara. Tulisan TRENGGANI tidak hanya sekedar nama tetapi juga ada gerakan jurus silatnya, yang terdiri dari 9 huruf di awali dengan 1 jurus pembuka dan 1 jurus penutup. Jurus T , R , E , N 1, G 1 , G 2 , A , N 2 , I . Gerakan jurus silat TRENGGANI di ajarkan setelah menguasai jurus dasar yang terdiri dari 12 jurus silat asli aliran cempaka wulung ciptaan H.Mustofa. Sedangkan jurus silat TRENGGANI di ciptakan oleh pendiri padepokan yaitu Abah Antoni. Untuk mempelajari beladiri silat Trenggani sangat dibutuhkan semangat yang tinggi di samping kecerdasan yang lumayan bagi seorang murid. Di Padepokan yang pertama kali di ajarkan adalah latihan beban/menggunakan beban sebelum latihan jurus2 silat, latihan beban di maksudkan untuk menguatkan otot2 agar setiap gerakan yang keluar menghasilkan kecepatan gerak, tepat serta bertenaga lebih kuat. Seni beladiri silat Trenggani juga mempalajari teknik bertarung duduk dibangku dan duduk bersilah, dan untuk dapat menguasai itu sangat di butuhkan waktu dan ketekunan. Tidak ada murid di padepokan sejak berdiri tahun 1955 hingga sekarang dapat menguasai gerakan jurus silat hingga selesai atau tamat , karena jurus2nya banyak.
Setelah murid dinilai cukup untuk umur dan kepandaian ilmu beladiri silatnya,maka guru akan memberikan bekal tambahan ilmu sholawat guna menunjang pelaksanaan ibadah seorang murid pada sang khaliq agar lebih mendalam lagi. Ada 12 tingkatan untuk mempelajari ilmu sholawat Haqul hijib miftah, setiap 1 tingkatan dibutuhkan waktu selama 40 malam melaksanakan Sholat hajat tanpa putus di awali puasa sunah 10 hari pertama dan bila sudah selesai 40 malam di akhiri puasa sunah 1 hari,untuk pengetesan hasilnya. Tahapan ini di jalankan pada waktu dan bulan tertentu saja yang di nilai bagus untuk pelaksanaan ibadah menurut agama islam. Ilmu Sholawat Haqul Hijib Miftah milik Ki Sudadi dan di wasiatkan pada semua muridnya untuk tidak mengetes isi sesama satu darah atau masih satu keturunan karena tidak akan menghasilkan ilmu yang berkwalitas atau tidak akan mencapai tingkat sempurna. Jadi bila ada seorang bapak mengisi sendiri untuk anaknya, hasil nya tidak akan maksimal atau kurang afdol ilmunya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar